MateriPelajaran PAI Kelas 10 SMA Kurikulum 2013 - Tujuan adanya Pendidikan Agama Islam pada sekolah tingkat menengah atas ini adalah untuk menciptakan akhlak yang mulai dan memiliki rasa kasih sayang kepada semua manusia dan kepada segenap unsur alam semesta. Jika kita melihat judul yang ada pada buku PAI di kurikulum 2013 ini sedikit berbeda dengan KTSP karena pada kurikulum terbaru ini
Menuntut Ilmu Aqidah Akhlaq/PAIBP Kelas 10 SMA/SMK/MA/MAK. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini adalah materi Aqidah Akhlaq kelas 10 SMA/SMK/MA/MAK Muhammadiyah Bab 5 Menuntut Ilmu yang merupakan bagian materi Aqidah Akhlak semester genap. Silahkan dibaca dan dipelajari, semoga ya, materi ini juga cocok dipelajari oleh para siswa kelas 10 yang mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab Menuntut Ilmu. Untuk memudahkan dalam mempelajari materi bab ini secara runtut, berikut ini Sekolahmuonline buatkan Daftar Isi-nyaTinggal Klik SHOWMenuntut IlmuIlmu adalah cahaya kehidupan. Ilmu ibarat cahaya yang menyinari dalam kegelapan yang menunjukkan arah menuju jalan yang ditempuh. Tanpa ilmu seseorang akan tersesat jauh ke dalam jurang kebodohan. Dengan ilmu pengetahuan jarak yang jauh terasa dekat, waktu yang lama terasa singkat, pekerjaan yang berat menjadi ringan. Dengan ilmu manusia memperoleh segala yang ia cita-citakan. Ilmu adalah sumber raya yang Allah Swt. ciptakan ini, penuh dengan berbagai macam rahasia yang dikandungnya. Bumi, langit, laut, dan yang ada di sekitarnya adalah bagian dari alam raya yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Bagaimana dapat mengetahui rahasia yang ada di perut bumi, di dalam lautan, dan di ruang angkasa jika tidak melalui ilmu pengetahuan? Oleh karena itu, sungguhlah tepat Allah Swt. menjadikan manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi ini, karena manusia memiliki potensi pengetahuan untuk mengelola, mengurus, dan memanfaatkan alam raya yang Allah Swt. Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting. Orang-orang yang memiliki pengetahuan Allah Swt. menjanjikan dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, apalagi di sisi manusia lainnya. Demikian pula Rasulullah saw. yang menganjurkan setiap umat Islam agar menuntut ilmu setinggi-tingginya. Rasulullah Saw. menyatakan bahwa orang-orang yang menuntut ilmu sama besar pahalanya dengan orang yang berjihad di jalan Allah Menuntut IlmuMenuntut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang Islam. Banyak sekali ayat al-Qur’ān atau hadis Rasulullah saw. yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Bahkan wahyu pertama yang diterima Nabi saw. adalah perintah untuk membaca atau belajar. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” al-Alaq/961-5Kewajiban menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan menandakan bahwa agama Islam tidak membeda-bedakan hak dan kewajiban manusia karena jenis kelaminnya. Walau memang ada beberapa kewajiban yang diperintahkan Allah Swt. dan Rasul-Nya yang membedakan lak-laki dengan perempuan. Akan tetapi, dalam menuntut ilmu semua memiliki kewajiban dan hak yang sama antara laki-laki dan dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai hamba abid. Untuk menjadi khalifah yang sukses, maka sudah barang tentu membutuhkan ilmu pengetahuan yang memadai. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengelola dan merekayasa kehidupan di bumi ini tanpa bekal ilmu pengetahuan. Demikian pula sebagai hamba, untuk mencapai tingkat keyakinan keimanan tertinggi kepada Allah Swt. dan makhluk-makhluk-Nya yang gaib dibutuhkan ilmu pengetahuan yang ilmu juga tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Mengenai jarak, ada ungkapan yang menyatakan bahwa tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina. Demikian pula dalam hal waktu, Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga liang Menuntut IlmuIstilah ilmu mencakup seluruh pengetahuan yang tidak diketahui manusia, baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Untuk ilmu yang tidak bermanfaat, haram, dan berdosa bagi orang yang mempelajarinya, baik sukses maupun gagal. Adapun ilmu yang bermanfaat, maka wajib dituntut dan dipelajari. Hukum menuntut ilmu-ilmu wajib itu terbagi atas dua bagian, yaitu fardu kifayah dan fardu Fardu KifayahHukum menuntut ilmu fardu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir. Seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu Fardu AinHukum mencari ilmu menjadi fardu ain jika ilmu itu tidak boleh ditinggalkan oleh setiap muslim dan muslimah dalam segala situasi dan kondisi, seperti ilmu mengenal Allah Swt. dengan segala sifat-Nya, ilmu tentang tatacara beribadah, dan Orang yang Menuntut IlmuBeberapa kriteria atau karakter orang yang menuntut ilmu diantaranya- Mencintai ilmu sebagaimana ia mencintai Allah- Menghindari hal-hal yang dapat melalaikan- Jiwanya bersih dari sifat-sifat tercela- Tidak sombong- Menjaga kesucian- Belajar di setiap waktu dan tidak mudah puas dalam mencari ilmuKeutamaan Orang yang Menuntut IlmuOrang-orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya diberikan keutamaan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya dengan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Keutamaan Orang yang Menuntut IlmuOrang-orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya diberikan keutamaan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya dengan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Perumpamaan keutamaan orang alim dengan orang ahli ibadah seperti keutamaan antara bulan purnama dan Shollallahu alaihi wasallam bersabdaوفضلُ العالمِ على العابدِ كفضلِ القمرِ على سائرِ الكواكبِ إنَّ العلماءَ ورثةُ الأنبياءِ إنَّ الأنبياءَ لم يورِّثوا دينارًا ولا درْهمًا إنَّما ورَّثوا العلمَ فمَن أخذَ بِهِ فقد أخذَ بحظٍّ وافرٍ"Keutamaan orang yang berilmu dibanding dengan ahli ibadah, seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mampu mengambilnya, berarti dia telah mengambil keberuntungan yang banyak." [ Dawud At-Tirmidzi keutamaan-keutamaan orang yang menuntut ilmu dan yang mengajarkannya adalah sebagai Diberikan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. “Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” al-Mujadillah/5811 b. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda, “Penuntut ilmu adalah penuntut rahmat, dan penuntut ilmu adalah pilar Islam dan akan diberikan pahalanya bersama para nabi.” ad-Dailamic. Merupakan sedekah yang paling utama Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim.” Ibnu Majahd. Lebih utama daripada seorang ahli ibadah Dari Ali bin Abi Talib ra. Rasulullah saw. bersabda, “Seorang alim yang dapat mengambil manfaat dari ilmunya, lebih baik dari seribu orang ahli ibadah.” ad-Dailamie. Lebih utama dari śalat seribu raka’at Dari Abu Żarr, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Aba ªarr, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu daripada śalat sunnah seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada śalat seribu rakaat.” Ibnu Majahf. Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan Allah Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bepergian ketika pagi dan sore guna menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berjihad fi sabilillah.” ad-Dailamig. Dinaungi oleh malaikat pembawa rahmat dan dimudahkan menuju surgaDari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah sekumpulan orang yang berkumpul di suatu rumah dari rumah-rumah masjid Allah Azza wa Jalla, mereka mempelajari kitab Allah dan mengkaji di antara mereka, melainkan malaikat mengelilingi dan menyelubungi mereka dengan rahmat, dan Allah menyebut mereka di antara orang-orang yang ada di sisi-Nya. Dan tidaklah seorang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu melainkan Allah memudahkan jalan baginya menuju surga.” Muslim dan AhmadAdab dalam Menuntut IlmuAgar proses belajar berjalan dengan baik sehingga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mampu mengantarkan kita menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat, beberapa hal harus kita perhatikan dalam menuntut ilmu- Meluruskan niat- Hormat tawadhu kepada guru- Mengawali dan mengakhiri dengan doa- ta’dziem mengagungkan/hormat kepada guru - mempunyai semangat belajar- suka membaca- bekerja kerasMenerapkan Perilaku MuliaPerilaku yang mencerminkan sikap memahami at-Taubah/9122, di antaranya tergambar dalam aktivitas-aktivitas sebagai Jadilah orang yang berilmu pandai, sehingga dengan ilmu yang dimiliki seorang muslim dapat mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Dengan demikian kebodohan yang ada di lingkungannya dapat terkikis habis dan berubah menjadi masyarakat yang beradab dan memiliki wawasan yang Jika tidak dapat menjadi orang pandai yang mengajarkan ilmunya kepada umat manusia, jadilah sebagai orang yang mau belajar dari lingkungan sekitar dan dari orang-orang Jika tidak dapat menjadi orang yang belajar, jadilah sebagai orang yang mau mendengarkan ilmu pengetahuan. Setidaknya jika kita mau mendengarkan ilmu pengetahun kita dapat mengambil hikmah dari materi yang kita Jika menjadi pendengar juga masih tidak dapat, maka jadilah sebagai orang yang menyukai ilmu pengetahun, di antaranya dengan cara membantu dan memuliakan orang-orang yang berilmu, memfasilitasi aktivitas keilmuan seperti menyediakan tempat untuk pelaksanaan pengajian dan Janganlah menjadi orang yang kelima, yaitu yang tidak berilmu, tidak belajar, tidak mau mendengar, dan tidak menyukai ilmu. Jika di antara kita memilih yang kelima ini akan menjadi orang yang Al-Qur’ān dan Hadits tentang Ilmu Pengetahuan Ayat-Ayat Al-Qur’ān tentang Ilmu at-Taubah/9122 وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَArtinya “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”Kandungan Ayat Dalam ayat tersebut, Allah Swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, apabila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi tekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif serta bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat umat Islam adalah untuk mempelajari agamanya, serta mengamalkannya dengan baik, kemudian menyampaikan pengetahuan agama itu kepada yang belum mengetahuinya. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas umat dan tugas setiap pribadi muslim sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masing-masing, karena Rasulullah saw. telah bersabda;Artinya “Dari Abdullah bin Amru, sesungguhnya Nabi saw. bersabda; “Sampaikanlah olehmu apa-apa yang telah kamu peroleh dariku walaupun hanya satu ayat al-Qur’ān”. BukhariApabila umat Islam telah memahami ajaran-ajaran agamanya, dan telah mengerti hukum halal dan haram, serta perintah dan larangan agama, tentulah mereka akan lebih dapat menjaga diri dari kesesatan dan kemaksiatan. Selain itu, dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan dapat menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, umat Islam menjadi umat yang baik, sejahtera di dunia dan di karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah untuk mencerdaskan umat, maka tidaklah dapat dibenarkan apabila ada orang-orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja. Apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima tentang Mencari Ilmu dan Keutamaannya Hadis dari Ibnu Abd. Barr. Artinya “Rasulullah saw. Bersabda; Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Dan sesungguhnya segala sesuatu hingga makhluk hidup di lautan memintakan ampun bagi penuntut ilmu” Ibnu Abdul Barr
Menuntutilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang Islam. Banyak sekali ayat al-Qur'ān atau hadis Rasulullah saw. yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Bahkan wahyu pertama yang diterima Nabi saw. adalah perintah untuk membaca atau belajar.
DEFINISI ILMU Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu alima, ya’lamu, ilman yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Ilmu dari segi Istilah ialah Segala pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya dan alam ciptaanNya termasuk manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah. Ilmu dalam bahasa Inggris disebut science, sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Adapun ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah 1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. 2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis. 3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan. 4. Yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu adalah ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencari ilmu. 5. Ilmu menuntut pengalaman dan berpikir metodis. 6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya. ADAB MENUNTUT ILMU Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya. Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab- adab tersebut di antaranya adalah 1. Ikhlas karena Allah Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya "Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah Ta’ala sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau surga pada hari kiamat". HR Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah MA atau Doktor, misalnya bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar. 2. Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain. Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita. Apakah disyaratkan untuk memberi manfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi manfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah bersabda "Sampaikanlah dariku walaupun cuma satu ayat” HR Bukhari Imam Ahmad berkata Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain. 3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Karena kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama bid'ah, sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah saw. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah. 4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat. Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah saw masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita. 5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan. Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata pedang tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan digunakan. Hendaklah para penuntut ilmu mengamalkan ilmunya, baik berupa aqidah, ibadah, akhlak, adab dan muamalah, karena hal ini adalah merupakan hasil dan buah dari ilmu itu. Pengemban ilmu itu seperti pembawa senjata; Bisa berguna dan bisa pula mencelakakan sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Al Qur’an itu membelamu atau mencelakakanmu.” HR. Muslim. Membelamu apabila kamu amalkan dan mencelakakanmu apabila tidak kamu amalkan. Kitab al Ilmi, Syaikh Utsaimin hal32 Karena keutamaan ilmu itulah ia semakin bertambah dengan banyaknya nafkah diamalkan dan diajarkan dan berkurang apabila kita saying tidak diamalkan dan diajarkan serta yang merusaknya adalah al kitman menyembunyikan ilmu. Hiyah Tholibil Ilmi, Bakr Abu Zaid hal 72. 6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka. Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar, apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama. Ini adalah masalah yang sangat penting, karena sebagian orang sengaja mencari-cari kesalahan orang lain untuk menjatuhkan mereka dimata masyarakat. Ini adalah kesalahan terbesar. Kitab al Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 41. 7. Mencari kebenaran dan sabar. Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna pengertian dari hadits tersebut. Hendaklah sabar dalam menuntut ilmu, tidak terputus ditengah jalan dan tidak pula bosan, bahkan terus menerus menuntut ilmu semampunya. Kisah tentang kesabaran salafush shalih dalam menuntut ilmu sangatlah banyak, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa beliau ditanya oleh seseorang “Dengan apa anda bisa mendapatkan ilmu?” Beliau menjawab “Dengan lisan yang selalu bertanya dan hati yang selalu memahami serta badan yang tidak pernah bosan.” Kitab al Ilmi, Syaikh Utsaimin hal40 dan 61. Bahkan sebagian dari mereka salafus shalih merasakan sakit yang menyebabkannya tidak bisa bangun dikarenakan tertinggal satu hadits saja. Sebagaimana terjadi kepada Syu’bah bin al Hajjaj rahimahullah, ia berkata “Ketika aku belajar hadits dan tertinggal satu hadits maka akupun menjadi sakit.” Barangsiapa mengetahui keutamaan ilmu dan merasakan kelezatannya pastilah ia selalu ingin menambah dan mengupayakannya, ia selalu lapar ilmu dan tidak pernah kenyang sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Ada dua kelompok manusia yang selalu lapar dan tidak pernah kenyang orang yang lapar ilmu tidak pernah kenyang dan orang yang lapar dunia tidak pernah keying pula.” HR. Al Hakim dll dengan sanad tsabit Hilyah al Alim al Mu’allim, Syaikh Salim al Hialaliy hal 22- 23 Abu al Aliyah rahimahullah menuturkan”Kami mendengar riwayat hadits dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sedang kami berada di Basrah Iraq, lalu kamipun tidak puas sehingga kami berangkat ke kota Madinah agar mendengar dari mulut mereka para perawinya secara langsung.” Audah ila as Sunnah, Syaikh Ali Hasan al Atsariy hal 44. 8. Memegang Teguh Al Kitab dan As Sunnah Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mengambil ilmu dari sumbernya, yang tidak mungkin seseorang sukses bila tidak memulai darinya, yaitu a. Al-Qur’anul Karim; Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berupaya membaca, menghafal, memahami dan mengamalkannya. b. As Sunnah As Shahihah; Ini adalah sumber kedua syariat Islam setelah Al Qur’an dan penjelas al Qur’an Karim. c. Sumber ketiga adalah ucapan para ulama, janganlah anda menyepelekan ucapan para ulama karena mereka lebih mantap ilmunya dari anda. Kitab al Ilmi, Syaikh Utsaimin hl 43,44, dan 45 9. Berupaya Untuk Memahami Maksud Allah dan Rasul-Nya Termasuk adab terpenting pula adalah masalah pemahaman tentang maksud Allah dan juga maksud Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam; Karena banyak orang yang diberi ilmu namun tidak diberi pemahaman. Tidak cukup hanya menghapal al Qur’an dan hadits saja tanpa memahaminya, jadi harus dipahami maksud Allah dan Rasul-Nya Shalallahu Alaihi Wassalam. Alangkah banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh kaum yang berdalil dengan nash-nash yang tidak sesuai dengan maksud Allah dan Rasul- Nya SAW sehingga timbullah kesesatan karenanya. Kesalahan dalam pemahaman lebih berbahaya dari pada kesalahan dikarenakan kebodohan. Seorang yang jahil bodoh apabila melakukan kesalahan dikarenakan kebodohannya ia akan segera menyadarinya dan belajar, adapun seorang yang salah dalam memahami sesuatu ia tidak akan pernah merasa salah dan bahkan selalu merasa benar. Kitab al Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 52 Inilah sebagian dari adab yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu agar menjadi suri tauladan yang baik dan mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat, amien. DALIL TENTANG ILMU Dalam Al-Qur'an banyak sekali dalil yang tentang keutamaan menuntut ilmu ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat manusia sejak lahir sampai mati. "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman yang mempunyai ilmu diantara kamu dengan beberapa derajat". 11 Dari ayat diatas jelaslah bahwasanya orang yang memeliki ilmu derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu, kita sebagai kaum muslimin juga tahu bahwasanya manusia diangkat sebagai kholifah dimuka bumi ini dikarena dikarenakan pengetahuannya bukan karena bentuknya ataupun asal kejadiannya Sementara itu dalam surat lain Allah berfirman "Katakanlah "Samakah orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu" QS, Az-Zumar 9, jelas menyuruh manusia itu untuk berfikir apakah kira-kira manusia yang berilmu dengan manusia yang tidak berilmu itu sama. Dengan demikian jelaslah bahwa Islam sangat memuliakan orang-orang yang berilmu bahkan menganggap orang yang berilmu itu sebagai penerus Rosul, apa yang disampaikannya akan menjadi penerang jalan yang lurus, amalan orang yang berilmu sama dengan amalan jihad. Imam Al-Ghazali mengatakan "Allah mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, lalu menjadikan mereka kebaikan sebagai pemimpin dan pepberi petunjuk yang diikuti, petuntuk dalam kebaikan, jejak mereka mereka diikuti dan perbuatan mereka diamalkan. Para malaikat ingin menghiasi mereka dan mengusap mereka dengan sayap- sayapnya. Setiap yang basah dan yang kering bertasbih bagi mereka dan memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan dilaut dan binatang-binatang, hewan-hewan buas dan ternak-ternak didaratan serta bintang-bintang dilangit. Karena Ilmu menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang gelap serta menguatkan yang lemah. Dengan Ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang salih. Rasulullah SAW, ”Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, yang mereka wariskan adalah al-ilmu . Barang siapa yang mengambil warisan tersebut, maka ia telah mendapatkan sesuatu yang besar” Abu Dawud dan At Tirmdzi Perkataan Rasulullah SAW, “ Kalian lebih tau tentang urusan dunia kalian” Muslim Ilmu lainnya seperti ilmu fisika, kimia, akuntansi dst tetap memiliki faidah jika memenuhi batasan berikut - Menolong dalam ketaatan kepada Allah Azza wa jalla dan menyebarkan agama islam. - Terkadang hukumnya menjadi wajib, ketika mempelajarinya termasuk persiapan yang Allah perintahkan dalam firmannya dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya dirugikan. QS. Al-Anfaal 60 KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU Ilmu merupakan sandi terpenting dari hikmah. Sebab itu, Allah memerintahkan manusia agar mencari ilmu atau berilmu sebelum berkata dan beramal. Firman Allah Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Illah selain Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu serta bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. QS. Muhammad 19. Ilmu sebelum berkata dan beramal. Sufyan bin Uyainah berkata manusia paling bodoh adalah yang membiarkan kebodohannya, manusia paling pandai adalah yang mengandalkan ilmunya, sedangkan manusia paling utama adalah yang takut kepada Allah. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ilmu yang terpuji, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur'an dan As Sunnah, ilmu yang diwariskan para nabi. Rasulullah bersabda "Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dirham dan dinar, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa mengambilnya, ia sangat beruntung”. HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah Ibnu Taimiyah membagi ilmu yang bermanfaat, menjadi tiga bagian, yaitu 1. Ilmu tentang Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan lain-lain, seperti yang disebutkan adalah Al-Qur'an surat Al-Ikhlas. 2. Ilmu tentang persoalan-persoalan masa lalu yang dikabarkan Allah; persoalan-persoalan masa kini, dan persoalan-persoalan masa mendatang, seperti yang dikabarkan dalam Al-Qur'an, yaitu ayat-ayat tentang kisah-kisah, janji-janji, ancaman, surga, neraka, dam sebagainya. 3. ilmu tentang perintah Allah yang berhubungan dengan hati dan anggota badan, seperti iman kepada Allah melalui pengenalan hati serta amaliah anggota badan. Pemahaman ini bersumber pada pengetahuan dasar-dasar iman dan kaidah-kaidah islam. Pemahaman akan Ilmu. Banyak orang yang masih keliru memahami masalah ilmu. Mereka memahami Al-Qur'an dan As Sunnah hanya sebatas verbalitas semata, dan tidak memahami hakekat yang terkandung didalamnya. Betapa banyak orang yang hafal ayat Al- Qur'an, namun tidak memahami isinya. Perbuatan seperti ini tentu saja bukan termasuk perbuatan orang-orang beriman, "Perumpamaan orang yang beriman membaca Al Qur'an seperti jeruk sitrun yang baunya wangi dan rasanya manis. Perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Qur'an seperti kurma yang tidak berbau dan rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al- Qur'an seperti sekuntum bunga yang baunya wangi, tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an seperti labu yang tidak berbau dan rasanya pahit". HR Bukhari dan Muslim Ilmu dan Amal Perbuatan yang Sesuai Ilmu yang sempurna adalah ilmu yang diendapkan dalam hati, kemudian diamalkan. Inilah yang juga disebut ilmu bermanfaat, yang nerupakan sandi terpenting dari hikmah. Ilmu ini akan memberikan kebaikan kepada pemiliknya, sedangkan ilmu tanpa amal akan menghujat pemiliknya pada hari kiamat. Oleh karena itu, Allah memperingatkan kaum beriman yang hanya bisa berbicara tetapi tidak melakukan apa-apa. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Shaf 2 - 3 Menyebarkan Ilmu; Allah juga memperingatkan kita agar tidak meyembunyikan ilmu. Kita diperintahkan untuk menyampaikan ilmu yang merupakan karunia Allah itu sebatas kemampuan kita. Allah tidak memaksakan seseorang kecuali dalam batas kemampuannya. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan, berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluk yang dapat melaknati. QS. Al Baqarah 159. Simak pula perkataan seorang penyair Jika ilmu tidak kau amalkan, ia akan menjadi bukti atasmu. Dan kamu beralasan jika kamu tidak mengetahuinya. Kalau kamu memperoleh ilmu Sesungguhnya, setiap perkataan seseorang akan dibenarkan olah perbuatannya. Ilmu memiliki banyak keutamaan, di antaranya 1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits ”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.” HR Bukhori dan Muslim 2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. QS. Ali Imran 18 3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu sebagaimana dalam firman Allah, ... dan katakanlah Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu 114 4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, ... Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”QS. Mujadilah 11 5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya .... sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang berilmu. QS. Fathir 25. 6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firmanNya Allah menganugerahkan al-hikmah kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah. QS. Al-Baqarah 269 7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang ”Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama” HR Bukhari dan Muslim. 8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, ”Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” HR Muslim 9. Diperbolehkannya ”hasad” kepada ahli ilmu,”Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya” HR Bukhari 10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,”Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya” HR. Ahmad dan Ibnu majah HUKUM MENUNTUT ILMU Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Memahami At-Taubah 9 122 dan hadits ÙŠَاأَÙŠُّÙ‡َا الَّذِينَ Ø¡َامَÙ†ُوا Ø¥ِذَا Ù‚ِيلَ Ù„َÙƒُÙ…ْ تَفَسَّØ­ُوا فِÙŠ الْÙ…َجَالِسِ فَافْسَØ­ُوا ÙŠَفْسَØ­ِ اللهُ Ù„َÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ¥ِذَا Ù‚ِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا ÙŠَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ Ø¡َامَÙ†ُوا Ù…ِنكُÙ…ْ Ùˆَالَّذِينَ Ø£ُوتُوا الْعِÙ„ْÙ…َ دَرَجَاتٍ Ùˆَاللهُ بِÙ…َا تَعْÙ…َÙ„ُونَ Øَبِيرٌ tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Adabeberapa keutaman dalam menuntut ilmu, yaitu: Diberikan derajat yang tinggi oleh Allah Swt. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti. Merupakan sedekah yang paling utama. Lebih utama dari seorang ahli ibadah. Lebih utama dari salat seribu rakaat. Diberikan pahala seperti orang yang sedang berjihad. Dinaungi oleh malaikat pembawa rahmat. Menuntutilmu merupakan kewajiban seorang muslim yang sudah mukallaf. Bahkan kewajiban ini setara dengan berjuang di jalan Allah Ta'ala. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala, وماكان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون .
  • v3gjqrmbie.pages.dev/986
  • v3gjqrmbie.pages.dev/807
  • v3gjqrmbie.pages.dev/193
  • v3gjqrmbie.pages.dev/73
  • v3gjqrmbie.pages.dev/230
  • v3gjqrmbie.pages.dev/81
  • v3gjqrmbie.pages.dev/703
  • v3gjqrmbie.pages.dev/438
  • v3gjqrmbie.pages.dev/788
  • v3gjqrmbie.pages.dev/592
  • v3gjqrmbie.pages.dev/728
  • v3gjqrmbie.pages.dev/997
  • v3gjqrmbie.pages.dev/374
  • v3gjqrmbie.pages.dev/811
  • v3gjqrmbie.pages.dev/616
  • materi menuntut ilmu kelas 10